Sejarah, Teori, dan Banjir Informasi di Era Modern
Di era ketika informasi mengalir tanpa henti lewat layar gawai, media sosial, dan mesin pencari, kita sering lupa bahwa konsep “informasi” sendiri memiliki sejarah panjang. James Gleick dalam bukunya The Information: A History, a Theory, a Flood (2011) mengajak pembaca menelusuri bagaimana manusia memahami, menyimpan, dan menyebarkan informasi—sejak zaman awal bahasa hingga revolusi digital. Buku ini bukan sekadar sejarah teknologi, tetapi sebuah refleksi mendalam tentang bagaimana informasi membentuk peradaban.
Mengawali dari Akar: Bahasa dan Alfabet
Gleick memulai perjalanan intelektual ini dari fondasi paling dasar: bahasa. Ia menunjukkan bahwa kemampuan manusia mengembangkan simbol—dari lisan, tulisan, hingga alfabet—adalah titik awal dari segala interaksi informasi. Alfabet bukan sekadar alat membaca, tetapi sistem pengkodean yang memungkinkan manusia mentransmisikan pikiran lintas ruang dan waktu.
Pada bagian ini, Gleick memperlihatkan bahwa literasi (kemampuan membaca dan menulis) bukan hanya kompetensi teknis, tetapi pencapaian budaya yang mengubah cara manusia berpikir dan berkomunikasi.
Dari Kamus Hingga Ensiklopedia: Merekam Dunia dalam Kata
Gleick kemudian menelusuri perkembangan cara manusia mengorganisasi informasi. Ia mengangkat kisah penyusunan kamus oleh Samuel Johnson dan proyek besar Ensiklopedia Prancis. Dua karya monumental ini menunjukkan upaya manusia untuk mengendalikan kompleksitas dunia melalui struktur informasi.
Bagian ini sangat relevan dengan literasi informasi: bagaimana kita mengategorikan, mendefinisikan, dan mengakses pengetahuan. Gleick memperlihatkan bahwa setiap sistem informasi—baik indeks, katalog, atau basis data—adalah hasil kerja budaya yang panjang.
Teori Informasi: Claude Shannon dan Revolusi Baru
Salah satu bagian paling penting dari buku ini adalah pembahasan tentang Claude Shannon, tokoh yang meletakkan dasar teori informasi modern pada 1948. Shannon menunjukkan bahwa informasi dapat diukur, diurai menjadi bit, dan dikelola secara matematis. Inilah titik lahirnya era digital.
Gleick menjelaskan gagasan rumit Shannon dengan bahasa yang relatif mudah dipahami, termasuk konsep noise, entropy, dan redundancy. Dampaknya sangat besar: telekomunikasi, komputer, internet, hingga kecerdasan buatan hari ini berakar dari teori tersebut.
Bagi pembaca yang tertarik pada literasi digital, bagian ini menjadi pengetahuan fundamental tentang “bahasa” teknologi yang kita gunakan setiap hari.
Banjir Informasi: Tantangan Abad ke-21
Gleick membawa pembaca ke era kontemporer, menggambarkan bagaimana manusia kini hidup dalam information flood—situasi di mana informasi datang lebih cepat dari kemampuan kita memprosesnya. Media sosial, algoritma, dan produksi data massal membuat informasi melimpah namun tidak selalu berkualitas.
Bagian ini sangat dekat dengan problem literasi informasi saat ini: bagaimana menilai kredibilitas sumber, menghindari misinformasi, dan menjaga kejernihan berpikir. Gleick memberi peringatan bahwa tanpa kemampuan literasi yang kuat, kita akan tenggelam dalam lautan data.
Kekuatan Narasi Gleick
Sebagai penulis sains yang berpengalaman, Gleick mampu menggabungkan sejarah, matematika, linguistik, dan filsafat dengan gaya bertutur yang mengalir. Ia tidak hanya menyuguhkan fakta, tetapi juga kisah, tokoh, dan peristiwa yang membuat pembaca merasa mengikuti petualangan intelektual.
Keunggulannya:
-
Menyajikan sejarah informasi secara luas namun tetap terhubung.
-
Mampu menjelaskan teori kompleks dengan bahasa bercerita.
-
Relevan bagi pembaca abad digital.
Kelebihan dan Kekurangan Buku
Kelebihan
-
Komprehensif: mencakup sejarah panjang dari alfabet hingga komputer.
-
Menyentuh banyak aspek literasi: membaca, teknologi, media, informasi.
-
Gaya penulisan menarik, cocok untuk pembaca umum dan akademik.
Kekurangan
-
Beberapa bagian teknis (terutama tentang teori matematika) mungkin menantang bagi pembaca pemula.
-
Cakupan yang sangat luas membuat beberapa segmen terasa cepat dan tidak mendalam.
Buku ini sangat relevan bagi siapa pun yang tertarik dengan:
-
Literasi informasi: memahami bagaimana informasi dikonsepkan.
-
Literasi digital: mengetahui dasar revolusi data dan komputer.
-
Literasi media: menyadari dampak banjir informasi.
-
Pendidikan dan perpustakaan: memahami peran pengetahuan dalam budaya manusia.
Dalam konteks pendidikan tinggi, buku ini memberi insight penting tentang bagaimana mahasiswa harus bersikap kritis ketika berhadapan dengan arus informasi yang tidak terbatas.
Kesimpulan
The Information adalah buku penting bagi pembaca yang ingin memahami akar dan arah perkembangan dunia informasi. Gleick sukses menunjukkan bahwa informasi bukan hanya sesuatu yang kita konsumsi setiap hari, tetapi kekuatan yang telah membentuk peradaban manusia sejak ribuan tahun lalu.
Bagi pegiat literasi, pustakawan, pendidik, mahasiswa, atau siapa saja yang hidup di era digital, buku ini memberikan fondasi konseptual yang sangat berharga.
